THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 22 Mei 2009

diam saja..

petikan-petikan gitar bernada sumbang memaksaku terbangun dari tidurku. ponsel kecil yang sengaja semalam aku letakkan di samping tempatku memejamkan mata tak terasa hilang entah kemana, mungkin semalam si rio teman seperjuanganku mengambilnya dan lupa mengembalikannya lagi disamping tempat tidurku. yah begitulah rio, bukan sekali ini saja kelakuannya seperti itu. aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang tanda kekesalanku pada perilakunya. jam dinding yang sengaja aku setel pas di depan tempat tidurku menunjukan jam 03.30 pagi. kekesalanku semakin mengubun-ubun di kepalaku, hanya ada satu dalam pikiranku, aku ingin tidur nyenyak kembali. tapi mataku tak lagi bisa memejam, persis seperti ikan asin yang di jual oleh para pedagang di pasar, lebar sekali matanya.

dengan segala kekesalanku yang sudah meluap-luap dan hampir tumpah dari otakku, ku langkahkan kakiku menuju tempat dimana petikan-petikan gitar bernada sumbang itu berawal, yang telah membangunkan aku dari mimpi-mimpiku. tapi semakin ku kejar nada-nada sumbang itu, semakin jauh pula ku dengar petikan-petikan itu. tak sampai disitu saja, aku mencoba memfokuskan daun telingaku, tak lama kemudian suara-suara sumbang itu nampak jelas juga di pelataran telingaku. seorang tua bangka renta, yang hanya dengan tiupan udara saja bisa menghabiskan nyawanya, sedari tadi memetik-metik gitar itu dan mengalunkan lagu yang begitu sumbangnya. bingung apa yang mesti aku lakukan, pertanyaan pertanyaan yang memenuhi kepalaku. apa aku mesti datang lalu menghentikan petikan-petikan itu? ato aku hanya dia saja dan membiarkan mulut baunya serta nada sumbangnya mengganggu otakku? lagi-lagi hanya hembusan nafas panjangku yang menjawab.

kekesalan itu masih mengendap dalam hatiku, blom bisa aku uapkan endapan itu. hanya nafas panjangku yang menjawabnya. teka teki malam itu masih terus mengganggu pikiranku..biarkanlah..biarkan mereka dengan sejuta seninya. aku terdiam.

Sabtu, 16 Mei 2009

pengaduan hati

kenapa kamu gak mau bercerita sama aku tentang siapa kamu? kenapa mesti orang lain yang tau tentang kamu? apakah kamu ragu dengan segala cintaku kepadamu? perlukah aku katakan pada bintang, bulan, serta tata surya laennya klo aku sangat sayang dan cinta sama kamu? perlukah aku katakan pada udang, ikan serta hewan-hewan laut lainnya klo aku sayang dan cinta sama kamu? perlukah aku katakan pada kancil, buaya serta hewan-hewan darat klo aku sangat sayang dan cinta sama kamu? kenapa mesti bukan kepadaku kamu bercerita? kenapa? aku ingin berteriak kencang, tapi tetap kamu tidak akan mendengarnyah. hanya dengan tulisan ini aku bisa ungkap segalanya.

cinta sebutir debu

entah dari mana aku memulai cerita ini. hanya bingung yang memenuhi otak kanan dan kiriku seperti bangunan rumahku yang kusam dipenuhi oleh berjuta-juta debu gurun pasir, tak terurus sama sekali bahkan seperti tak berpenghuni.
sore itu aku termenung sendiri di beranda rumahku yang kusam, yang di penuhi oleh debu-debu gurun pasir.perlahan aku beranjak dari kursi goyang tempat ku merenung, lalu aku tiup debu-debu yang menempel di dinding rumahku. molekul-molukel debu pun beterbangan mengepakan sayap-sayapnya pergi menjauh dari dinding rumahku dan aku. tak berpamitan sama sekali padaku.yah biarlah dia terbang semaunya, gumamku dalam hati.namun tiba-tiba ada satu molekul kecil hinggap di pipiku, mencium pipiku dengan manjanya lalu bilang dengan mesranya, aku sayang kamu. betapa herannya aku,lalu memarah seketika mukaku. malu tapi senang sekali rasanya dalam hatiku. ternyata ada orang yang masih menyukai dan menyayangiku, kataku dalam hati. ku ambil molekul kecil itu lalu kuletakan diatas telapak tanganku, tanpa berkedip sekalipun aku terus mengamati molekul kecil itu, nampak dua bola matanya menatapku. bibir kecilnya seakan mengisyaratkan aku untuk menciumnya, tapi itu tak bisa. kedua tangan mungilnya seakan ingin memelukku, tapi tak sanggup. perlahan dia membisikan kata-kata cinta lagi padaku, aku cinta kamu katanya padaku. aku bingung mau jawab apa padanya, perlukah aku jelaskan klo aku tidak cinta padanya tapi aku sayang padanya? ato hanya diam membiarkan segalanya berlalu begitu saja dan hanya waktu yang bisa menjawabnya? aku bingung. hanya ada satu jawaban di kepalaku, tapi aku tak sanggup mengatakan padanya. kamu hanyalah sebutir molekul kecil, yang bisa terbang hanya dengan hembusan nafasku. berlalu lah molukel kecil itu tanpa arah tujuan yang masih mengharapkan akan hinggap kembali di pipi merahku.

Selasa, 12 Mei 2009

dunia 3 dimensi


kun fayakun-MU telah menemukan aku dalam dunia 3 dimensi-Mu..dunia dimana kebesaran-Mu telah begitu nampak dekat di wajahku..tawa,senang,gembira dan tak ada kesedihan di dalamnya..aku suka ini Tuhan..

dunia 3 dimensi-Mu menjadikan resah jadi tak resah..pilu menjadi rindu..dan penat menjadi tak penat..aku suka ini Tuhan

dunia 3 dimensi-Mu menadahkan aku kedalam kebahagian..aku tak peduli akan kebahagian di akhirat-Mu kelak..karena itu adalah haq-Mu..aku suka ini Tuhan

iyah..di dunia 3 dimensi-Mu aku buta akan akhirat-Mu..tapi justru dengan kebutaan itu aku menemukan ada lorong-lorong kebahagiaan..
kebahagiaan dari-Mu Tuhan

kebahagiaan adalah kebahagiaan
tak ada penat
tak ada sedih
tak ada tangis
hanya ada tawa..senang..dan rindu

dunia 3 dimensi-Mu telah mempertemukan aku dengan kekasih-kekasihMu
dunia 3 dimensi-Mu juga telah memperkenalkan aku dengan sahabat-sahabatku

izinkan aku mencicipi dunia 3 dimensi-Mu
dengan kun fayakun-Mu

Minggu, 10 Mei 2009

aku ingin bebas




inilah duniaku
aku ingin kebebasan kawan
kebebasan yang teracik oleh alam
bukan dari belenggu kadrat

inilah duniaku
dunia penuh dengan kebebasan
seperti dalam lagu ini kawan
cobalah dengarkan

Jumat, 08 Mei 2009

tentang aku dan kamu


selamat malam sayang
selamat tidur cinta
selamat mimpi...tentang dirimu dan diriku

selamat pagi sayang
selamat pagi cinta
lambai kan tangan mu pada embun-embun pagi

selamat siang sayang
selamat siang cinta
dinginkan lah panasnya jakarta dengan kasihmu

selamat sore sayang
selamat istirahat cinta
ucapkan selamat datang malam dengan bibir manismu